Monday, December 21, 2009

4 Tips Jitu dalam Menjual

Setiap salesperson tentunya ingin meraih sukses dalam melakukan pekerjaannya, yakni menjual. Bagaimana langkah-langkah yang dapat membawa keberhasilan dalam menjual? Berikut ini tips-tipsnya:

1 Mengenali calon pembeli
Adalah baik jika Anda hati-hati dalam menjual. Usahakan mengenali calon pembeli dengan lebih baik. Berbagai tips ini tidak ditujukan untuk menakuti Anda. tapi lebih kepada menyadari Anda untuk bertindak bijak sekaligus menikmati cara berdagang :)

Catatlah semua email ataupun telepon komunikasi untuk berjaga-jaga. Untuk amannya silahkan verifikasi ulang ke alamat/telp tersebut

Sekalipun yang membeli adalah sesama anggota, tetaplah waspada karena data yang dicatat bisa jadi bukan data sebenarnya

Gunakan nalar. Jika Anda ragu lebih baik urungkan niat jual.

2 Menghindari Penipuan
Produk komputer adalah produk yang rentan terhadap penipuan. Namun sayang tidak ada satupun cara yang ampuh untuk menghindari penipuan. Semakin canggih kita mewaspxadai semakin cerdik penipuan bertindak. Namun ada beberapa hal yang mungkin bisa dijadikan pelajaran

Alamat Email. Banyak kasus penipuan terjadi karena user memakai alamat email yang didapat dari free email dimana sulit untuk dilacak

Pembayaran. Usahakan Anda menerima pembayaran sebelum produk diambil. Jangan percaya dengan kata-kata "sudah mengenal.." "untuk mengetes.." dan kata-kata yang meragukan. Jika Anda tidak mengenal baik calon pembeli, sebaiknya hindari pembayaran dengan Cek, giro ataupun alat bayar lain selain tunai.

Bertemu. Jika Anda sepakat untuk melaksanakan transaksi dengan bertemu muka. Usahakan pertemuan dilakukan ditempat umum atau jika memungkinkan bawalah teman untuk berjaga-jaga.

3 Mengatur Iklan Anda
Untuk menjual dengan cepat, Anda harus bisa mengatur Iklan Anda dengan benar. Anda bisa edit ataupun menghapus iklan Anda setiap saat. Beberapa hal yang perlu Anda perhatikan antara lain:

Kategori. Tempatkan iklan Anda pada kategori yang tepat. Sehingga memudahkan calon pembeli menemukan iklan Anda. Tapi jangan menempatkan 1 iklan dalam berbagai kategori karena akan dianggap sebagai spam dan berakibat dihapusnya keanggotaan Anda

Judul iklan. Judul yang menarik tentu Anda membuat orang-orang memperhatikan. Judul yang jujur dan langsung akan dihargai oleh calon pembeli

Keterangan produk. Tempatkah diri Anda menjadi seorang pembeli, dan pikirkan apa yang kira2 ingin Anda ketahui sebagai pembeli. Tulislah keterangan tersebut.

Harga. Harga yang kemahalan akan sulit terjual. Lakukan survey harga terhadap barang yang sejenis.

Foto. Tidaklah heran jika dikatakan foto menjelaskan seribu kata. Pembeli cenderung lebih menyukai jika produk yang dijual dilengkapi dengan foto produk.

4 Berhubungan Dengan Prospek
Jika ada prospek yang berhubungan dengan Anda, maka berikut ini adalah langkah yang perlu Anda lakukan.

Bersikap positif. Berilah pelayanan yang terbaik, jangan curiga sejak Awal. menjawab pertanyaan mereka akan membuat produk Anda lebih mudah laku.

Tanggapan yang cepat. Jawablah selalu email/message/sms calon pembeli dengan cepat. Jawaban yang lamban membuat calon pembeli menjadi malas dan mungkin membeli ditempat yang lain.
Anda ingin berhasil dalam menjual? Terapkanlah langkah-langkah diatas ,niscaya penjualan Anda akan meningkat. Selamat menjual!

Sumber : strategi bisnis

Tuesday, November 17, 2009

Mengatasi Sick Building Syndrome di Lingkungan Kerja

(managementfile - HR) - Apakah Anda sering mengalami pusing, alergi, hidung gatal, mata merah, dan sulit berkonsentrasi terutama ketika berada di kantor? Anda mungkin mengalami apa yang disebut Sick Building Syndrome (SBS). Apa itu SBS dan bagaimana cara mengatasinya?

SBS, menurut Wikipedia merupakan kombinasi dari sindrom yang terkait dengan lingkungan kerja atau tempat tinggal. Menurut WHO, penyebab dari SBS ini sebagian besar adalah kualitas udara ruangan yang kurang baik. Apa saja faktor-faktor yang mengakibatkan SBS ini?

Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab SBS:
• air conditioner yang desainnya kurang baik
• pemeliharaan ventilasi kurang baik
• suhu,dan tingkat kelembaban yang terlalu tinggi
• kondisi kantor yang terlalu berisik
• udara yang terlalu kering
• polutan dalam ruangan, misalnya seperti serpihan yang berasal dari makanan, pakaian, sepatu, dan debu
• rendahnya jumlah ion negative di udara, yang salah satunya mengakibatkan aliran oksigen terhambat
• dan sejumlah kondisi buruk lain di lingkungan kerja, termasuk hubungan yang buruk dengan rekan kerja.

SBS ini sangat berbahaya, karena mengakibatkan dampak-dampak buruk bagi karyawan. Akibat lingkungan kerja yang kurang kondusif, maka karyawan jadi lebih sulit konsentrasi, akibatnya produktivitas berkurang, kepuasan kerja rendah, turnover karyawan tinggi, karyawan sering sakit sehingga tingkat absensi tinggi. Akibatnya, tentu kinerja perusahaan secara keseluruhan jadi tidak optimal.

Untuk mengatasi Sick Building Syndrome ini, maka dapat diimplementasikan beberapa solusi:
• Ajukan kepada atasan Anda untuk memasang ionizer, yang berfungsi untuk memperbaiki kualitas udara
• Taruh vas atau pot bunga yang berisikan tanaman hidup, selain meningkatkan kelembaban juga menghasilkan oksigen
• Jangan menggunakan lampu yang sinarnya terlalu terang dan menyilaukan
• Menjaga ruang kerja supaya tetap bersih, dimana tiap karyawan bertanggung jawab terhadap meja kerjanya. Debu yang berlebihan dapat mengakibatkan alergi dan SBS.
• Lakukan istirahat sejenak secara rutin, beranjak dari kursi dan berusaha mencari udara segar.
• Ketika jam istirahat, lakukan lunch di luar gedung, jangan makan sambil bekerja. Jika Anda terlalu sibuk, tetap usahakan istirahat keluar sejenak
• Jangan langsung masuk ke keramaian atau transportasi umum seusai bekerja. Jalanlah sejenak untuk menghirup udara segar.
• Jika langkah-langkah diatas gagal, maka hubungi atasan Anda untuk mengambil solusi yang lebih tepat.
Apakah Anda mengalami gejala-gejala SBS tersebut? Segera ambil langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi lingkungan kerja Anda.

sumber: http://managementfile.com

Menjadi Orang Yang Tepat Waktu

(managementfile - HR) - Siang itu Cicil terpaksa melewatkan jam makan siang bersama-sama dengan rekan geng makan siangnya. Supervisornya minta pekerjaan yang sudah jatuh tempo hari itu dan belum diselesaikan Cicil harus segera diselesaikan siang hari itu juga. Kalau bicara soal jam karet, memang tepat dialamatkan ke sosok yang bernama Cicil ini. Dalam segala hal sepertinya Cicil dikenal suka jam karet.

Sebenarnya tidak enak rasanya dikenal jika kita suka jam karet karena sedikit banyak itu akan mempengaruhi performance kita dimata atasan. Jika kita mau berbenah diri dan sadar bahwa sifat jelek ini bagai batu penghalang, berikut ini ada beberapa tips-tips yang dapat diterapkan dan menolong kita untuk mengubah image kita menjadi orang yang suka tepat waktu (alias tidak terpaksa untuk tepat waktu).

1. Berpikir positif
Bisa jadi sifat suka ngaret itu dimulai dari satu pemikiran yang salah dalam menilai diri sendiri. Sebelum memulai satu tindakan, dalam pikiran kita harus ditanamkan bahwa kita bisa berubah. Tidak ada istilah sulit jika kita mau berusaha dan tidak pasrah dengan kekurangan kita. Bayangkan juga satu kepuasan jika pada waktunya kita dapat menyelesaikan sesuatu. Setidaknya berpikir bahwa hal itu mendatangkan manfaat bagi diri sendiri (jika belum bagi orang lain).

2. Cari tahu hal apa yang membuat kita sering terlambat

Tidak perduli, takut, tidak percaya diri, rendah diri, demotivasi adalah beberapa faktor penyebab seseorang menjadi tidak suka tepat waktu. Sibuk membandingkan kekurangan diri sendiri dengan keberhasilan orang lain membuat waktu kita banyak terbuang sia-sia, alhasil target tidak tercapai. Untuk ini kita bisa minta masukan dari orang-orang terdekat untuk mengatasi hal-hal tersebut.

3. Daftarlah aktivitas harian dengan rinci

Perlu komitmen dan kedisiplinan untuk melakukan hal ini.Orang yang suka ngaret adalah orang yang tidak mau terikat dengan satu waktu. Dengan mencatat dan menentukan kapan dilakukannya, kita dapat belajar menetapkan diri pada satu waktu untuk ditepati tentunya.

4. Tentukan prioritas

Berapa banyak aktivitas yang harus dilakukan, yang terpenting adalah menetapkan skala prioritas sehingga pada akhirnya semua tugas dapat diselesaikan tepat waktu. Sehingga kalau terpaksa ada aktivitas yang harus dikorbankan, pilihlah dari prioritas terakhir.

5. Siapkan keperluan pada malam sebelumnya
Lebih cepat lebih baik. Slogan kampanye beberapa waktu yang lalu sepertinya tidak ada salahnya juga dipilih untuk satu tips ini. Secara mental, hal ini akan mempengaruhi usaha kita untuk memulai satu hari di hari dengan sukses untuk tepat waktu.

6. Jangan ragu untuk katakan tidak
Seringkali kita tidak mau menolak limpahan tugas dari rekan kerja/lainnya lebih karena merasa segan sehingga dengan over load malah membuat semuanya tidak selesai dan kacau. Jadi harus bisa berkata tidak pada waktu yang tepat.

7. Komitmen datang lebih awal, tidak hanya tepat waktu

Datang lebih pagi di kantor sedikit banyak akan membuat orang melihat bahwa kita punya komitmen untuk menjadi lebih baik. Secara mental juga akan membuat kita lebih siap, semangat, tanpa harus diburu-buru sehingga menolong kita lebih cepat untuk menyelesaikan semua tanggung jawab kita di kantor.

8. Aktifkan reminder pada HP Anda

Disarankan alarm ini dipasang beberapa waktu (hari/jam) sebelumnya sehingga kita memiliki waktu untuk melakukan persiapan.

9. Berikan reward pada diri sendiri

Pada saat kita berhasil menjadi tepat waktu, tidak ada salahnya kita memberikan reward bagi diri sendiri. Hal ini penting sebagai satu bentuk motivasi untuk kita menjadi lebih baik.

sumber: http://managementfile.com

Menjadikan Konsumen Sebagai Pemasar

(managementfile - Sales & Marketing) - Apakah kegiatan pemasaran yang efektif harus dilakukan melalui iklan atau promosi ? Mungkinkah kita bisa melakukan pemasaran tanpa pemasaran? Dapatkah kita menjadikan konsumen sebagai pemasar kita? Itulah ide dasar Brand Hijack. Alex Wipperfurth, penulis buku Brand Hijack, Marketing without Marketing mendefinisikan brand hijack sebagai pengambilalihan merek oleh konsumen. Untuk menciptakan merek yang diambil alih, ada dua elemen penting yang diperlukan yaitu merek itu sendiri dan konsumen.

Peran Merek
Calon merek yang diambil alih harus menawarkan suatu terobosan baru serta menjadi bagian dari gaya hidup, asosiasi atau aktivitas, dimana pemain pertama biasanya akan menjadi trend setter. Merek yang diambil alih juga harus memiliki kualitas. Kualitas bukan berarti semata teknologi yang lebih baik, melainkan pengalaman yang lebih baik.

Konsumen juga bukan lagi sekedar target pasar, melainkan partner. Sementara merek biasa hanya memperhitungkan volume penjualan dan keuntungan semata, merek yang diambil alih mengorbankan volume dan keuntungan pada awalnya guna mendapatkan orang yang tepat untuk memiliki pengalaman terhadap produk tersebut. Sementara merek biasa ditujukan untuk semua orang, merek yang diambil alih memiliki sejumlah rintangan bagi orang untuk mendapatkannya sehingga konsumen akan lebih mencintainya. Salah satu contoh adalah para penggemar fanatik merek Louis Vuiton yang rela mengantri demi mendapatkan merek yang mereka cintai.

Peran Pemasar

Selanjutnya, elemen kedua adalah konsumen yang mengambil alih merek tersebut. Ada sekelompok konsumen yang sangat fanatik terhadap suatu merek. Ada konsumen Nike ataupun Harley yang rela menato tubuhnya dengan logo produk tersebut. Kelompok ini disebut brand tribe yaitu sekelompok orang yang memiliki ketertarikan terhadap merek tertentu serta menciptakan nilai sosial paralel dengan nilai pribadi, ritual, kosa kata dan hierarkinya. Dengan demikian, riset pasar bukan hanya untuk wawancara biasa, melainkan harus mencakup antropologi untuk mengerti sub-budaya, ritual serta budaya konsumsi. Komunitas merek ini merupakan tren sosial yang berkembang saat ini.

Mengubah konsumen dari pemakai biasa menjadi orang yang fanatik terhadap merek. merupakan suatu perjalanan. Konsumen tersebut awalnya hanya sebagai anggota. Tahapan berikutnya, konsumen mengalami brandwash. Setelah itu, anggota brand tribe tersebut membantunya menciptakan sosial paralel. Akhirnya, konsumen tersebut mengikuti semua program yang ditawarkan merek tersebut. Sang merek memprogram apa yang dipikirkan serta dilakukan anggotanya.

Perjalanan menuju merek yang diambil alih terdiri dari tiga fase:

Fase pertama adalah tribal marketing, yakni pelanggan awal (early market) mengembangkan produk mereka. Pelanggan awal juga merupakan promosi yang baik melalui 'word of mouth' sekaligus membentuk jaringan atau komuniti. Dengan demikian, memilih pasar awal yang baik, yang memiliki keahlian, waktu serta penghargaan terhadap merek merupakan hal yang kritis.

Fase kedua adalah ko-kreasi. Setelah pelanggan awal tersebut terbentuk, mereka akan mengambil alih pesan dari merek tersebut.

Pada fase berikutnya, pasar utama yang besar telah siap mengadopsinya. Pada tahap ini, yang harus dilakukan adalah menjaga momentumnya. Saat ini, fokus kita bukan lagi hanya apakah merek itu ataupun apa yang dilakukan merek itu, tetapi sudah menawarkan fungsi budaya, yakni apakah arti merek itu. Ide dasar yang hendak dikemukakan adalah: menjadikan konsumen sebagai pemasar, serta menjadikan merek kita sebagai budaya.

sumber: http://managementfile.com

8 Level Proses Analisa Untuk Pengambilan Keputusan

(managementfile - Risk) - Risk management merupakan strategi untuk mengelola risiko dalam rangka mencapai tujuan. Hal yang sangat dibutuhkan oleh manajemen risiko adalah data dan analisa. Keduanya punya peranan yang sangat penting dalam menentukan pengambilan keputusan krusial dalam manajemen risiko.

Menurut SAS, terdapat delapan level proses analisa (analytics) yang digunakan dalam bisnis. Empat level pertama merupakan business intelligence dan umum dilakukan oleh semua perusahaan, serta lebih melihat aktivitas yang sudah berlalu. Keempatnya mendukung pengambilan keputusan reaktif, yakni memahami fakta setelah terjadinya sesuatu. Sementara itu, empat level terakhir mendukung pengambilan keputusan proaktif, dimana berusaha untuk berinovasi dan memprediksikan apa yang terjadi di masa mendatang.

Dalam manajemen risiko, kebutuhannya tentu hingga level terakhir, karena manajemen risiko memang harus mampu memprediksikan risiko-risiko apa saja yang potensial, dan mengukur bagaimana dampaknya, serta tindakan apa yang akan dilakukan.

Berikut ini adalah kedelapan level proses analisa:

1. Standard Report
Report ini hanya berisikan informasi-informasi yang standar, dihasilkan secara rutin, dan hanya menjelaskan apa yang terjadi dan kapan terjadinya. Sederhana namun bermanfaat, hanya saja tidak dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan jangka panjang. Contohnya adalah laporan keuangan kuartalan.

2. Ad Hoc Report
Report ini memberikan informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan report standar, dan lebih customized. Report ad hoc memungkinkan Anda untuk mengajukan pertanyaan serta mendesain laporan yang customized untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan yang lebih detail seperti dimana, seberapa banyak, hingga seberapa sering.

3. Query Drilldown
Tingkat analisa selanjutnya lebih mendalam lagi, yakni query drilldown, yang sudah berusaha untuk menemukan jawaban akan sesuatu. Pada tahap ini Anda berusaha mencari tahu dimana letak permasalahan, serta bagaimana solusinya. Contohnya adalah perusahaan berusaha untuk melakukan observasi terhadap perilaku konsumennya yang berbeda-beda.

4. Alerts
Tingkat selanjutnya adalah Alerts, yang akan memberikan indikasi ketika terjadi masalah, dan memberikan notifikasi jika hal yang serupa terjadi di masa depan. Alerts bisa muncul di mana saja, mulai dari RSS feeds, email, hingga indicator merah pada scorecard ataupun dashboard Anda. Di tahap ini, Anda selanjutnya akan merespon alert tersebut dengan mengambil tindakan yang diperlukan.

5. Statistical Analysis

Kemudian di tingkat kelima ada analisa statistic yang merupakan perhitungan rumit seperti regresi, korelasi dan sebagainya. Analisa statistic ini digunakan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan menjawab pertanyaan, berdasarkan pada data yang dimiliki. Selain dapat berfungsi untuk menjelaskan suatu data, analisa statistic juga dapat memperlihatkan pada Anda peluang yang mungkin terlewatkan.

6. Forecasting

Forecasting merupakan aktivitas yang diperlukan oleh semua bisnis, karena memungkinkan kita untuk melakukan perkiraan terhadap permintaan. Sehingga, kita dapat melakukan estimasi terhadap persediaan, sehingga tidak kurang ataupun berlebih. Forecasting juga memungkinkan estimasi terhadap kebutuhan finansial

7. Predictive Modeling
Selanjutnya, Predictive Modeling memungkinkan kita untuk melakukan prediksi jika terdapat suatu pemicu (event) tertentu. Misalnya, jika kita mau meluncurkan promosi tertentu, maka harus diperkirakan terlebih dahulu bagaimana respon masing-masing segmen pasar, sehingga Anda dapat menerapkan promosi yang paling sesuai dengan masing-masing target pasar.

8. Optimization

Optimization adalah usaha untuk pengambilan keputusan terbaik, dengan mengalokasikan sumber daya secara optimal sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, Anda berusaha untuk mengalokasikan SDM, materi dan dana yang dialokasikan untuk proyek tertentu.

Langkah-langkah analisa tersebut sangat bermanfaat untuk melaksanakan manajemen risiko ataupun menyusun strategi. Hanya saja, dengan melakukannya tidak lantas menjamin suksesnya sebuah organisasi. Data-data yang ada harus terintegrasi dengan baik, dianalisa, kemudian dicarikan solusi yang tepat. Solusi atau implementasi dari pengambilan keputusan inilah yang kemudian menentukan kesuksesan dari organisasi.

sumber: http://managementfile.com

Monday, October 26, 2009

Menciptakan Value Proposition yang Unggul

(managementfile - Sales & Marketing) - Sebuah bisnis sudah berinvestasi banyak sekali, namun hasilnya belum kelihatan juga. Produk dan jasa sudah sesuai dengan kebutuhan pelanggan, pemasaran sudah pol, kualitas produk nomor satu, lalu apa yang salah?

Kesalahan yang ada mungkin terdapat pada value proposition Anda. Value proposition Anda kurang kuat, sehingga pelanggan tidak melihat keunikan yang sebenarnya terdapat pada produk dan jasa Anda. Inilah kesalahan yang sering dilakukan oleh bisnis.

Apa yang dimaksud dengan value proposition?
Definisi value proposition adalah suatu deskripsi mengenai produk dan jasa Anda, yang menonjolkan manfaat unik bagi target pasar.
Jadi, value proposition merupakan sejumlah kalimat yang terdiri dari beberapa elemen berikut:
1. deskripsi mengenai produk/jasa Anda
2. manfaat utama dari produk/jasa Anda untuk target pasar
3. target pasar
4. faktor diferensiasi, yang menjadikan produk/jasa Anda unik dibandingkan dengan yang lain
Sebelum mulai mengembangkan value proposition yang unik, Anda harus mendaftar seluruh ide-ide yang terkait dengan elemen-elemen di atas. Elemen-elemen tersebut dipadukan menjadi suatu value proposition unik dan kuat yang ditujukan kepada target pasar. Intinya, value proposition harus menjawab pertanyaan: mengapa pelanggan harus membeli produk Anda?
Meskipun produk dan jasa Anda kualitasnya nomor satu, namun tanpa value proposition yang unik, maka tidak akan dilirik oleh pasar. Value proposition yang unik membangun awareness pada pelanggan, sehingga positioning di benak pelanggan terpatri dengan kuat.
Beberapa contoh value proposition yang lemah dan kuat:

Lemah:
"We provide the highest quality product available"
"We have the best technology in the industry"

Kuat:
Domino's Pizza: "You get fresh, hot pizza delivered to your door in 30 minutes or less -- or it's free."
M&M's: "The milk chocolate melts in your mouth, not in your hand"

Berikut ini adalah beberapa poin penting dalam merancang suatu value proposition yang unik:
1. Value proposition yang unik diciptakan dalam 2 tahap: Fase 1 yakni dibuat secara internal, oleh Anda dan tim manajemen senior yang menentukan diferensiasi unik. Sementara fase 2 menonjolkan keunikan tersebut sebagai suatu pesan kepada target pasar.

2. Percayalah terhadap pasar Anda untuk memberitahu kebutuhan dan keinginan mereka
Untuk menemukan diferensiasi unik Anda, maka Anda harus punya keterlibatan dengan pelanggan, serta pemahaman yang mendalam. Sehingga, dari interaksi tersebut Anda tahu kesempatan apa saja yang ada, juga preferensi dan ketidaksukaan mereka. Anda juga dapat memperoleh feedback dari mereka mengenai konsep dan ide yang sedang dikembangkan, juga melihat peta persaingan dalam industri. Jadi, produk dan jasa diciptakan berdasarkan value proposition yang unik, bukan sebaliknya.

3. Fokus pada kesempatan jangka pendek dan jangka panjang
Pelanggan mungkin akan memberitahu Anda mengenai apa yang mereka inginkan untuk hari ini, esok maupun lusa, namun ini hanya berlaku untuk jangka pendek. Untuk melihat apa yang diinginkan pelanggan dalam jangka panjang, maka Anda harus menilik pada data trend dan pattern yang terjadi. Kombinasikan riset pasar jangka pendek dan jangka panjang untuk hasil yang optimal.

4. Look outside your industry
Pelajari value proposition dari perusahaan-perusahaan yang sukses dari berbagai industri. Apa yang menjadikan mereka unik dibandingkan dengan pesaing? Bagaimana value proposition mereka bisa unggul di pasar?

5. Meningkatkan Kualitas Hidup Pelanggan
Value proposition yang unik tidak hanya terpaku pada harga murah atau kualitas tinggi saja. Cobalah untuk menekankan manfaat yang dapat meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan Anda, misalnya meningkatkan kesehatan, status, kondisi financial, dan sebagainya.

6. Pahami Keunggulan Anda
Jika Anda punya value proposition yang bagus, pastikan bahwa Anda dapat mencapai kinerja yang sesuai dengan value proposition tersebut. Value proposition hanya bisa bekerja secara optimal, jika kita memang yang terbaik dalam value proposition tersebut. Oleh karena itu, cari keunikan Anda yang tidak dimiliki pesaing untuk membuat suatu value proposition.

7. Fleksibel
Value proposition yang umum dikembangkan dengan sasaran sekelompok segmen pasar, dan ditujukan untuk menciptakan ketertarikan pelanggan dan prospek. Namun, ketika menghadapi situasi tertentu yang dihadapi pelanggan, maka Anda harus menciptakan suatu value proposition unik yang sesuai dengan kebutuhan mereka secara spesifik. Jika value proposition hanya generic saja, maka tidak akan terlalu menarik bagi mereka.

sumber: http://managementfile.com

Customer Touch Point Sebagai Perangkat Branding

(managementfile - Sales & Marketing) - Touch point merupakan setiap saat pelanggan melakukan kontak dengan brand Anda, baik itu hanya menyentuh maupun terhubung dengan apapun yang berkaitan dengan brand. Sehingga, touch point ini sifatnya sangat luas. Artikel sebelumnya sudah mengidentifikasi berbagai customer touch point yang dapat dimanfaatkan oleh marketer.

Marketer memanfaatkan customer touch point untuk melakukan branding, supaya pelanggan punya keterikatan dengan suatu brand, awareness pelanggan makin meningkat.

Selanjutnya, bagaimana marketer dapat memanfaatkan berbagai customer touch point tersebut untuk melakukan branding? Berikut ini adalah langkah-langkah dalam meningkatkan customer touch point sebagai perangkat branding yang optimal.

1. Identifikasi Customer Touch Point.

Langkah mengidentifikasi touch point sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya, yang membahas mengenai dimana saja yang menjadi touch point bagi pelanggan. Sederhananya, identifikasi customer touch point merupakan mengidentifikasi dimana saja terjadi hubungan antara pelanggan dengan brand, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebentar maupun lama.

2. Memahami Pelanggan

Untuk merancang suatu customer touch point, maka Anda terlebih dulu harus mempelajari berbagai seluk beluk dan insight mengenai pelanggan. Komponen-komponen yang perlu diketahui antara lain kebutuhan, preferensi serta ekspektasi dari pelanggan terhadap suatu brand, serta bagaimana peran dari interaksi kepada pelanggan terhadap suatu brand. Selain itu, Anda juga dapat membandingkannya dengan pesaing, supaya dapat memahami peta persaingan yang terjadi.

Metode yang digunakan bisa bermacam-macam, mulai dari survey, observasi, hingga wawancara atau bercakap-cakap secara langsung. Dengan mengumpulkan informasi ini maka Anda akan dapat menjawab berbagai pertanyaan berikut: apakah selama ini Anda sudah menyampaikan pengalaman pelanggan yang sesuai dan konsisten? Bagaimana customer experience yang Anda berikan dibandingkan dengan pesaing?

3. Value Driver
Tahap selanjutnya adalah menganalisa touch point mana yang interaksinya tinggi, sehingga memberikan value dan ikatan emosional dengan pelanggan. Misalnya, karyawan fronline (customer service), salesman/girl, website dan lainnya dimana tingkat interaksi pelanggan dan brand cukup intens.

Anda harus memahami value driver, yakni faktor penting yang kontribusinya paling signifikan terhadap customer experience. Apa yang paling dihargai oleh pelanggan? Jenis hubungan seperti apa yang disukainya? Pengalaman seperti bagaimana yang dapat meningkatkan hubungan dengan pelanggan? Lalu bagaimana Anda dapat memberikan pengalaman yang sesuai dengan segmen pasar yang berbeda-beda? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu Anda jawab.

4. Implementasi
Setelah menemukan value driver dan merancang customer touch point, tiba saatnya untuk implementasi. Untuk mengimplementasikan customer touch point, maka membutuhkan kerjasama dari semua orang yang ada di organisasi. Hal ini penting supaya customer experience dapat dihadirkan secara konsisten.

Dari sekian banyak customer touch point yang ingin diimplementasikan, pilih kerjakan yang mudah terlebih dahulu, namun punya dampak yang signifikan terhadap value di mata pelanggan. Target utama Anda tetap segmen utama, yang paling menguntungkan bagi Anda. Pertimbangkan dampak jangka pendek, serta jangka panjang dari customer touch point Anda, dan yang lebih penting lagi, perhatikan konsistensinya.

5. Evaluasi
Setelah implementasi, lalu tiba saatnya evaluasi, untuk mengukur apakah benar customer touch point sudah berjalan sesuai tujuan. Tujuan dari customer touch point adalah untuk meningkatkan value dari brand di mata pelanggan. Sehingga, kemudian Anda harus mengevaluasi apakah usaha-usaha untuk meningkatkan customer experience ini berpengaruh terhadap berbagai indicator pelanggan, mulai dari customer lifetime value, customer share of wallet, retention rate, brand equity hingga profitabilitas.

Metrik-metrik ini tidak berubah dalam sekejap, melainkan lebih dalam jangka panjang, seiring dengan perusahaan meningkatkan usaha-usaha customer touch point-nya

Demikian adalah langkah-langkah yang dapat Anda lakukan dalam rangka memanfaatkan customer touch point untuk mengoptimalkan branding. Jika Anda dapat mengimplementasikan customer touch point secara konsisten, sesuai dengan apa yang menjadi value bagi pelanggan, maka tentunya Anda akan sukses dalam mengelola brand dengan baik.

sumber: http://managementfile.com

Monday, October 19, 2009

Strategi Selling Kepada 4 Tipe Orang yang Berbeda

Pernahkah Anda memprospek seseorang, yang Anda begitu yakin akan membeli, namun ternyata berubah pikiran dan tidak jadi membeli? Hal ini mungkin disebabkan karena pendekatan penjualan yang Anda terapkan tidak sesuai dengan mereka.

Menurut riset di bidang psikologi, secara garis besar manusia terdiri dari empat gaya temperamen yang berbeda. Gaya ini ditentukan secara genetic, tidak ada hubungannya dengan tanggal lahir, astrologi, gender, maupun pengalamannya di masa kecil. Setiap tipe behavioral membutuhkan pendekatan dan strategi selling yang berbeda.

Berikut ini adalah empat tipe temperamen versi Hippocrates, dan bagaimana pendekatan penjualan yang tepat bagi masing-masing temperamen.

Aggresive
Mereka yang bertipe Aggressive atau Worker menyukai gaya presentasi yang cepat dan to-the-point. Mereka berharap supaya Anda datang tepat waktu dan mempersiapkan segalanya dengan baik. Dengan mereka, sebaiknya Anda menghindari basa-basi, dan langsung masuk ke bisnis. Pada umumnya, mereka juga cepat dalam mengambil keputusan. Mereka berfokus kepada hasil, sehingga kunci ketika Anda melakukan presentasi kepada mereka adalah: hasil, speed, dan control. Beri mereka opsi supaya mereka tetap memiliki kontrol.

Read More